50 Ribu Kelahiran per Tahun, Bupati Garut Dorong Deteksi Dini Stunting di Desa

Setwapres Apresiasi Dukungan Pemkab Garut dalam Penanganan Stunting

Garutplus.co.id – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menekankan pentingnya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas sebagai pondasi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal itu disampaikan bupati dalam kegiatan Pemantauan Program Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (25/4/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Syakur menyampaikan bahwa stunting masih menjadi persoalan yang memerlukan penanganan serius, khususnya di wilayah Kabupaten Garut. Ia meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengoptimalkan peran dan kebijakan guna menanggulangi permasalahan tersebut.

“Saya berharap teman-teman semua di SKPD bisa memecahkan permasalahan ini dan menjadikan masukan ini untuk kebijakan ke depan,” tegas Bupati Garut.

Ia juga menyoroti pentingnya arah dan target yang jelas serta terukur dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting. Menurutnya, evaluasi terhadap program yang telah berjalan menjadi hal krusial agar pelaksanaan ke depan lebih efektif dan tepat sasaran.

Syakur turut menyinggung tingginya angka kelahiran di Kabupaten Garut, yang mencapai 50 ribu jiwa per tahun. Kondisi tersebut menjadikan deteksi dini stunting di tingkat desa sebagai langkah strategis yang tidak bisa ditunda.

“Jujur saja saya sampaikan, setiap tahun Garut melahirkan 50 ribu orang dan itu harus terdeteksi di mana saja. Dan gak usah khawatir karena kita punya 442 desa, jadi 50 ribu orang itu akan terkelola,” ungkapnya.

Ia pun berharap adanya masukan strategis dari berbagai pihak, termasuk dari Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia, guna merumuskan strategi yang lebih tajam dan efektif dalam menekan angka stunting di Kabupaten Garut.

Sementara itu, Asisten Deputi Kesehatan, Gizi, dan Pembangunan Keluarga Setwapres RI, Siti Alfiah, memberikan apresiasi terhadap komitmen dan dukungan Pemerintah Kabupaten Garut selama timnya melakukan pemantauan di lapangan.
.
“Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama tim kami melakukan pemantauan lapangan, berdiskusi dengan OPD maupun turun ke lapangan,” ujar Siti.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu publikasi hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 dari Kementerian Kesehatan yang dijadwalkan rilis pada awal Mei mendatang. Hasil survei tersebut akan menjadi acuan terbaru terkait angka prevalensi stunting di Garut.

Menurut Siti, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas nasional dalam lima tahun ke depan, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Dalam RPJMN kita menargetkan tahun 2029 mendatang kita bisa mencapai angka 14,2%, dan dalam RPJPN tahun 2045 ditargetkan prevalensi stunting bisa ditekan hingga 5%,” tutupnya.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *