Garutplus.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut menggelar lomba masak non-beras yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting, khususnya melalui olahan pangan alternatif selain beras. Kegiatan ini diadakan di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut, dengan dihadiri oleh Wakil Bupati Garut, Ibu drg. Luthfianisa Putri Karlina, M.BA, dan diikuti oleh 15 peserta perempuan dari berbagai desa di Kabupaten Garut.
Menurut Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut, Yuda Puja Turnawan, lomba masak ini merupakan bentuk edukasi kepada masyarakat, terutama kaum perempuan, terkait pentingnya keberagaman bahan pangan untuk mencegah stunting.
“Ini adalah langkah nyata untuk mengajak perempuan berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting, dengan memanfaatkan bahan pangan alternatif non-beras yang dapat ditemukan di sekitar kita,” ujarnya.
Yuda juga menambahkan bahwa olahan pangan berbahan dasar non-beras menjadi alternatif yang lebih terjangkau, mengingat Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan.
Selain lomba masak, kegiatan ini juga dirangkai dengan aksi donor darah yang diikuti oleh sejumlah peserta. Yuda Puja Turnawan menyampaikan, “Kegiatan donor darah ini sangat penting, mengingat kebutuhan darah yang terus meningkat, sementara stok darah di Kabupaten Garut sangat terbatas.”
Kegiatan donor darah ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan darah di daerah yang semakin minim pasokannya.
Peserta lomba masak berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Garut, termasuk dari Sukawening, Sukamulya, Mekarsari, hingga Sukagalih.
Semangat yang diusung dalam acara ini adalah untuk menciptakan resep-resep baru dengan bahan baku murah namun bergizi, yang dapat mendukung upaya pencegahan stunting, khususnya bagi ibu hamil dan anak di bawah dua tahun.
Yuda Puja Turnawan juga mengingatkan bahwa peringatan Hari Kartini bukan hanya sekadar mengenang jasa pahlawan wanita tersebut, tetapi juga untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Raden Ajeng Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan berperan aktif di masyarakat. Kami ingin semangat itu terus tumbuh dan menginspirasi perempuan di Garut untuk menjadi lebih berdaya,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, dan menjadi momentum penting dalam memperingati Hari Kartini dengan aksi nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya dalam pencegahan stunting dan pemenuhan kebutuhan darah di Kabupaten Garut.***