Garutplus.co.id – Majalengka mencatat sejarah baru dalam kampanye keluarga berencana. Dalam dua hari pelaksanaan layanan kontrasepsi metode operasi pria (MOP) alias vasektomi, tepatnya pada 21–22 April 2025, tercatat sebanyak 2.000 pria menjadi akseptor. Angka ini resmi mengantarkan Indonesia memecahkan rekor “Pelayanan Vasektomi Serentak dengan Jumlah Akseptor Terbanyak” versi Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), melampaui rekor sebelumnya sebanyak 1.500 akseptor.
Tak hanya jumlah yang spektakuler, momentum pemecahan rekor ini pun bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyampaikan bahwa hingga saat pengumuman, sudah ada 1.431 akseptor atau 71,55 persen yang berhasil dilayani, dan jumlah tersebut dipastikan terus bertambah.
“Alhamdulillah sudah dicek dan layak dicatat sebagai rekor baru. Sampai saat ini (pada saat diumumkan), jumlah akseptor yang dilayani sebanyak 1.431 orang atau 71,55 persen. Jumlah yang dihitung adalah yang berhasil dilayani sampai sore karena pelayanan masih terus berjalan. Jumlah yang daftar (termasuk yang belum dilayani) sudah memenuhi untuk masuk rekor MURI,” ungkap Wihaji di Islamic Center Majalengka.
Wihaji menambahkan, semangat kebersamaan dalam rumah tangga menjadi sorotan penting dalam peringatan Hari Kartini kali ini. Ia menekankan bahwa tanggung jawab pengendalian penduduk tidak hanya berada di pundak perempuan.
“Ini menjadi penghormatan terhadap peringatan Hari Kartini. Dengan menjadi akseptor vasektomi, alhamdulillah para suami bisa turut merasakan suasana kebatinan dengan para istri. Ini bagian dari semangat kebersamaan antara suami dan istri,” tuturnya.
Dalam keterangan lebih lanjut, Wihaji menjelaskan bahwa keterlibatan pria sebagai akseptor KB bukan hanya soal kesadaran, namun juga pertimbangan medis dan kesepakatan pasangan. Pemerintah menetapkan tiga syarat untuk pria yang ingin menjalani vasektomi: minimal memiliki dua anak, berusia minimal 35 tahun, dan mendapat persetujuan dari istri.
“(Agar) tidak disalahgunakan, maka syaratnya tiga. Sedikitnya memiliki dua anak, kemudian umurnya tidak kurang dari 35 tahun. Seorang suami juga harus mendapat persetujuan istri. Syarat ini berlaku sama dengan perempuan yang akan menjalani tubektomi atau KB metode operasi wanita (MOW),” ujar Wihaji.
Selain vasektomi, BKKBN juga menggelar pelayanan tubektomi bagi perempuan di Islamic Center Majalengka pada 22 April 2025. Sebanyak 300 perempuan dari berbagai wilayah di Majalengka dilayani secara gratis dalam program ini.
“Pelayanan berlangsung sehari penuh dengan jumlah akseptor yang dilayani sebanyak 300 orang dari seluruh daerah di Kabupaten Majalengka. Peminatnya banyak karena memang biaya MOW ini cukup mahal jika dilakukan dengan biaya mandiri. Sementara kami memberikan pelayanan tanpa pungutan biaya,” tambah Wihaji.
Rekor ini tak hanya mencerminkan keberhasilan teknis dan logistik, tapi juga langkah besar dalam mengubah paradigma tentang peran pria dalam perencanaan keluarga.