Garutplus.co.id – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia, yang juga Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (29/6). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari agenda percepatan penurunan stunting dan penguatan layanan kesehatan berbasis keluarga.
Dalam kunjungan tersebut, Wihaji meninjau secara langsung fasilitas pelayanan keluarga berencana, ruang poli anak, hingga unit gizi dan layanan ibu hamil. Ia juga berdialog dengan tenaga kesehatan dan beberapa pasien guna memastikan program-program BKKBN berjalan optimal di tingkat fasilitas layanan kesehatan.
“RSUD Lembang sudah menjalankan fungsi integratif antara pelayanan kesehatan dan program keluarga berencana. Ini yang kita dorong agar bisa diperluas ke seluruh daerah. Karena untuk menurunkan angka stunting, perlu pendekatan terintegrasi lintas sektor,” ujar Wihaji kepada awak media.
Menurutnya, pemerintah terus mendorong penguatan kolaborasi antara pusat dan daerah dalam mengimplementasikan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana). Program ini tidak hanya fokus pada pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui keluarga sehat dan sejahtera.
Selain peninjauan, BKKBN juga menyerahkan dukungan berupa alat bantu pelayanan KB serta materi edukasi untuk kesehatan reproduksi. Dukungan tersebut diberikan kepada tenaga medis RSUD Lembang sebagai bagian dari upaya penguatan peran fasilitas layanan kesehatan dalam kampanye pencegahan stunting.
Direktur RSUD Lembang, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan integrasi layanan gizi, kesehatan ibu dan anak, serta konsultasi KB dalam satu sistem rujukan terpadu. Ia menyebutkan bahwa sinergi antara Dinas Kesehatan dan BKKBN sangat membantu dalam memaksimalkan layanan primer di wilayah Bandung Barat.
“Kita menyambut baik dukungan dari BKKBN, karena sinergi ini memberikan dampak langsung ke masyarakat. Apalagi kami berada di wilayah dengan tantangan geografis dan tingkat kerentanan stunting yang masih perlu penanganan lebih serius,” ujarnya.
Wihaji berharap kunjungan ini bisa menjadi motivasi bagi rumah sakit dan puskesmas lainnya untuk lebih aktif dalam mendukung agenda pembangunan keluarga Indonesia. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program nasional sangat tergantung pada pelibatan lintas sektor dan komitmen pemerintah daerah.
“Kalau hanya mengandalkan satu institusi, hasilnya tidak maksimal. Tapi kalau kita kerja bersama, target penurunan stunting menjadi 14 persen secara nasional di tahun 2024 itu bisa kita kejar,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama serta penyerahan secara simbolis dukungan alat kesehatan. Masyarakat yang hadir pun menyambut baik kunjungan ini, yang dinilai menunjukkan perhatian langsung pemerintah terhadap isu kesehatan keluarga di daerah.***