Pemerintah Dorong Kesadaran Perlindungan Perempuan dan Anak Lewat Program Abdi Nagri

Foto bersama usai kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di SMAN 31 Garut Cibalong

GarutPlus.co.id — Dalam rangka memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan perempuan dan anak, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut berpartisipasi dalam kegiatan Abdi Nagri “Nganjang Ka Warga” Edisi ke-27 yang digelar di SMAN 31 Garut, Desa Sancang, Kecamatan Cibalong.

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian pelayanan publik terpadu Pemerintah Kabupaten Garut yang menggabungkan edukasi sosial dengan pelayanan langsung kepada masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, DPPKBPPPA Garut melaksanakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta Kampanye Anti Bullying yang menyasar para pelajar, guru, dan masyarakat sekitar.

Ratusan siswa SMAN 31 Garut antusias mengikuti sosialisasi yang membahas berbagai bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah, seperti kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan seksual, dan kekerasan psikologis.

Sosialisasi juga menyoroti fenomena perundungan (bullying) yang marak terjadi di kalangan remaja, serta bagaimana dampak psikologisnya dapat memengaruhi kepercayaan diri dan masa depan anak.

Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Drs. Yayan Waryana, M.Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program nasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (TPPKA).

Menurutnya, upaya pencegahan kekerasan harus dilakukan secara berlapis dan melibatkan semua pihak, terutama di lingkungan pendidikan.

“Kami ingin memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman bagi setiap anak untuk tumbuh dan belajar. Sosialisasi ini bukan hanya tentang mengenali kekerasan, tetapi juga tentang menanamkan nilai empati, menghargai perbedaan, dan berani bersuara ketika melihat ketidakadilan,” ujar Yayan, didampingi Kabid Perlindungan Anak Linlin.

Yayan menjelaskan berbagai jenis kekerasan dan cara pencegahannya. Ia menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda kekerasan sejak dini agar intervensi bisa segera dilakukan.

Anak yang menjadi korban kekerasan sering kali menunjukkan perubahan perilaku seperti menarik diri, menurunnya prestasi belajar, atau ketakutan terhadap lingkungan tertentu.

“Setiap anak memiliki hak untuk merasa aman. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak, baik guru, orang tua, maupun teman sebaya, untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku di sekitar mereka. Tindakan kecil seperti mendengarkan dan mendampingi bisa menjadi penyelamat bagi korban,” jelasnya

Sosialisasi juga menyoroti pentingnya pelibatan masyarakat dalam sistem perlindungan anak berbasis komunitas, seperti pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Desa Ramah Perempuan dan Layak Anak (DRPLA).

Melalui sistem ini, masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah, mendeteksi, dan menangani kasus kekerasan di wilayahnya masing-masing.

Selain itu, DPPKBPPPA Garut mengajak para pelajar untuk berani melapor bila mengalami atau menyaksikan kekerasan. Laporan dapat disampaikan melalui pemerintah desa, kepolisian, UPTD PPA, atau langsung ke DPPKBPPPA Kabupaten Garut. Setiap laporan akan ditindaklanjuti melalui mekanisme yang melibatkan pendampingan psikologis, hukum, dan sosial bagi korban.

Duta Anak Garut yang turut hadir dalam kegiatan ini juga mengajak teman-teman sebaya untuk menjadi bagian dari gerakan anti kekerasan. Mereka menegaskan bahwa generasi muda harus menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan sekolah yang saling menghargai dan menolak segala bentuk kekerasan serta diskriminasi.

Melalui kegiatan Abdi Nagri ini, DPPKBPPPA Garut berharap sosialisasi dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, khususnya di wilayah selatan Garut. Dengan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial, diharapkan tercipta kesadaran kolektif untuk menolak kekerasan dan membangun budaya saling melindungi.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *